Setidaknya 500 dosen dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia bergabung pada Aliansi Dosen Nahada (ADN), untuk menghalau paham radikalisme pada mahasiswa. Tekad mereka tersebut tertuang pada deklarasi dan pembubuhan tanda tangan di Auditorium Prof. Dr. KH, M Tolchah Hasan, Rabu (9/10).

Ketua Aliansi ADN, Imam Hambali menghimbau kepada Rektor dan para pejabat di Perguruan Tinggi pada umumnya untuk melakukan deteksi dini paham radikalis kepada mahasiswa baru (maba).

“Jika ada (paham radikalisme), maka kita akan dekati dengan sebaik-baiknya, 100 persen kita lihat satu persatu. Maka kita bisa mendeteksi melalui dosen-dosen, kita berpadu melalui gerakan cinta tanah air,” ujar

ADN disebut juga akan mengupayakan deteksi paham radikalisme sejak dini pada para mahasiswa baru (maba) melalui pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan ideologi bangsa. Upaya-upaya tersebut dilakukan, agar generasi muda jauh dari paparan paham yang tidak perlu dan mampu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sejumlah rektor perguruan tinggi juga turut hadir dalam momen deklarasi ADN, mulai dari Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof. Dr. Nuhfil Hanani, AR., MS, Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof. Dr. Maskuri, M.Si, hingga sejumlah petinggi kampus lain, seperti dari Jawa Tengah, Surabaya, dan Blitar. Upaya mendirikan aliansi kali ini juga sebagai wujud optimalisasi fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi.